Langsung ke konten utama

Marketing Planning


LAPORAN KEGIATAN ABDIMAS PENDAMPINGAN PERENCANAAN PADA UKM NASI TUTUG ONCOM 21 DI CIKAMPEK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Marketing Planning dengan Dosen Pengampu Asep Maulana SE., MM.

 
Disusun Oleh:
Hasna Nur Shabrina
1610631020173
Hesti Halimatussa’diah
1610631020177
Iis Putri Sugiarti
1610631020184
Indah Krisnawati
1610631020189
Intan Sholehatun Nisa
1610631020192
Iyang Ika Annisa D
1610631020199

Kelas: 6Ma4

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KARAWANG
2019



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitas guna mempertahankan hidup (Suharto Widjodjo, 2016). Pada sisi Produksi telah banyak program dan kegiatan dari masyarakat sendiri untuk meningkatkan produksi pangan dengan membuat suatu inovasi berupa makanan unik yang memiliki nilai jual.
Begitu beraneka ragam sajian kuliner khususnya di kota Karawang yang merupakan kabupaten dari propinsi Jawa Barat. Kini di kota Karawang sudah banyak sekali makanan modern yang berhasil mengalihkan perhatian masyarakat. Meski begitu banyak juga masyarakat Karawang yang masih tetap menggemari makanan tradisional, salah satunya Nasi Tutug Oncom. Nasi Tutug Oncom atau biasa disebut Nasi T.O adalah makanan khas Tasikmalaya dimana perpaduan nasi yang dicampur atau diaduk dengan oncom yang telah diolah (travel.kompas.com). Rasa khas yang dihasilkan dari Tutug Oncom ini memiliki sensasi tersendiri dalam lidah, mulai dari anak-anak hingga dewasa menyukainya (Sarihusada.co.id).
Nasi Tutug Oncom tergolong sudah popular dikalangan masyarakat Karawang. Karawang merupakan salah satu kabupaten di Jawabarat yang saat ini penduduknya sudah didominasi oleh pendatang yang mencapai 60% (jabar.pojoksatu.id). Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagian orang untuk memperkenalkan makanan tradisional di Jawa Barat dengan membuka bisnis yaitu nasi tutug oncom. Salah satu kelompok mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri Karawang yaitu Universitas Singaperbangsa Karawang membuka bisnis nasi tutug oncom bernama TO’21 yang merupakan singkatan dari Tutug Oncom dan angka 21 sebagai pengingat dibentuknya bisnis tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Nasi Tutug Oncom adalah makanan ciri khas Jawa Barat yang berasal dari kota Tasikmalaya. Nasi tutug oncom dibuat dari nasi yang diaduk dengan oncom goreng atau bakar. Ciri khas nasi tutug oncom cukup disukai banyak orang dan menambah khazanah makanan tradisional masyarakat sunda.
Nasi tutug oncom sudah terbilang popular dikalangan masyarakat asli Karawang. Karawang merupakan salah satu kabupaten di Jawabarat yang saat ini penduduknya sudah didominasi oleh pendatang yang mencapai 60% (jabar.pojoksatu.id). hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagian orang untuk


memperkenalkan makanan tradisional di Jawabarat dengan membuka bisnis yaitu nasi tutug oncom.
Salah satu kelompok Mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang telah membuka bisnis kecil-kecilan dibidang kuliner yakni Nasi tutug oncom yang diberi nama TO’21. TO’21 berdiri pada tanggal 21 Oktober 2017 yang awalnya merupakan bisnis fashion yang bernama 21 Hii Store. Beralih ke bisnis kuliner karena melihat banyaknya peluang dan ingin mengangkat makanan khas tradisional agar tidak terlupakan oleh masyarakat.
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebgai berikut :
1.      Bagaimana potensi kuliner tradisional Nasi Tutug Oncom di kab. Karawang?
2.      Apa saja  masalah-masalah yang dihadapi dalam mengembangkan kuliner tradisional?

1.3 Tujuan Kegiatan

1.      Untuk mengetahui potensi kuliner tradisional Nasi Tutug Oncom di kab. Karawang.
2.      Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah yang dihadapi dalam mengembangkan kuliner tradisional.










2.1 Analisis Situasi    


Analisis Situasi adalah proses pengumpulan data dan fakta yang dilakukan badan perusahaan untuk merumuskan permasalahan dan kebutuhan yang harus diantisipasi se-segera mungkin. Prakteknya, perusahaan bisa menerapkan gaya analisa yang disebut Analisis SWOT (Sumber: www.rapikan.com, diakses pada 7 Mei 2019 pukul 12:57).

Menurut Freddy Rangkuti Analisa SWOT ialah Identifikasi faktor yang secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi perusahaan. Analisa SWOT didasarkan pada suatu hubungan atau interaksi diantara unsur-unsur internal yaitu Kekuatan dan kelemahan serta unsur-usur eksternal yaitu peluang dan ancaman.

Analisis SWOT penting dilakukan bagi bisnis UKM sebagai bentuk perencanaan strategi bisnis yang diambil dari 4 sisi utamanya SWOT:

  1. Strenght (Kekuatan)
  2. Weakness (Kelemahan)
  3. Opportunity (Peluang)
  4. Threat (Ancaman)

Berikut Analisis SWOT pada Nasi Tutug Oncom:
1.      Strenght (Kekuatan)
-          Bahan baku terjamin dan mudah didapat        - Harga produk ekonomis
-          Toping yang bervariasi                                  - Pelayanan yang baik
-          Inovasiprodu yang berbeda dengan yang lain
2.      Weakness (Kelemahan)
-          Kinerja belum optimal                                - Tempat produksi
-          Produk makanan yang mudah ditiru             - Kurannya dukungan finansial
  1. Opportunity (Peluang)
-          Nasi T.O masih jarang                    - Media Digital
-          Lokasi strategis                                - Budaya masyarakat yang konsumtif
-          Konsumen sudah mengenal produk
  1. Threat (Ancaman)
-          Pelanggan bosen/ beralih ke produk lain      
-          Adanya produk sejenis    
-          Harga bahan baku naik akan  berpegaruh pada harga jual      
-          Semakin bnayak usaha baru dibidang kuliner 
                      
 


2.2 Pengembangan pasar

Merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk yang sudah ada pada pasar yang baru. Pada dasarnya kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai pertumbuhan dapat dibagi kedalam 3 kategori yakni,
1.      Pertumbuhan intensif yang dapat dilakukan melalui penetrasi pasar
2.      Pertumbuhan integratif yang dapat dilakukan melalui integrasi ke belakang, depan dan horizontal
3.      Pertumbuhan diversifikatif yang dapat dilakukan melalui diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat
Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1.      Secara geografis, perusahaan membuka pasar tambahan baik melalui perluasan secara regional, nasional maupun internasional
2.      Perusahaan berusaha menarik pangsa pasar yang lain dengan jalan mengembangkan persi produk, misalnya produk ditawarkan dengan kemasan yang lebih luks, cara pelayanan yang lebih istimewa, atau dengan memasuki jalur distribusi yang lain, atau dengan memasang iklan pada media lain.

2.3 penyusunan dan penentuan tujuan sasaran/STP

STP (Segmenting, Targeting, positioning)
1.    Segmenting (segmentasi pasar)
Menurut Philip Kothler dan Gary Amstrong segmentasi pasar adalah pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda dari heterogen menjadi kelompok pasar yang homogen.
Konsumen yang dituju adalah semua kelompok konsumen baik kalangan atas, menengah maupun bawah. Baik pria maupun wanita, dari mulai anak-anak hingga konsumen dewasa.
2.    Targeting (target/sasaran)
Menurut (Kotler, 2003) setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Setelah menentukan segmentasi pasar maka tahap selanjutnya yaitu menentukan target pasar.
Target/sasaran untuk produk yang akan kami jual yaitu masyarakat di daerah Karawang Kota.
3.    Positioning (posisi)
Menurut Fanggidae, (2006), Positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan, keuntungan, manfaat yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk.
Produk yang kami jual selain nasi dicampur dengan oncom, kami juga menambahkan topping seperti saus ayam crispy dan saus cumi asam manis untuk menambah citarasa. Kami menggunakan nama Nasi TO’21 dengan slogran P3K yaitu Pertolongan Pertama Perut Keroncongan agar konsumen selalu ingat dengan produk yang kami jual.

2.4.Perencanaan Produk

TO’21 memiliki arti tersendiri yakni TO yang artinya tutug oncom. Sedangkan angka 21 merupakan tanggal berdirinya usaha nasi tutug oncom. Brand TO’21 memiliki ciri khas tersendiri yakni pada huruf ‘O’ terdapat symbol/gambar nasi tutug oncom dengan topping yang kami miliki yakni Nasi TO  Saus Ayam Crispy dan Cumi Asam Manis.  TO’21 juga memiliki jargon yakni “PERTOLONGAN PERTAMA PERUT KERONCONGAN” atau disingkat P3K.
TO’21 memiliki berbagai ide/inovasi untuk mengembangkan produk yakni packaging dengan menggunakan rice box agar lebih mudah disantap dan dapat dibawa kemana-mana, topping yang bervarian yakni saus ayam crispy, cumi asam manis, ayam geprek dan yang terakhir ialah sistem memasarkan produk dengan berbasis digital yakni sistem go food.

2.5. Perencanaan merek      

Menurut Kothler dan Keller (2008:285) dalam Kartajaya (2010:62), merek adalah nama, merek dagang, logo atau symbol lain yang bertujuan untuk mengetahui identitas produk, jasa penjual atau produsen dan membedakan dengan pesaing. Merek adalah elemen kunsi yang berhubungan dengan perusahaan dan pelanggan (docplayer.info, di akses pada tanggal 15 Mei 2019 pukul 15:05).
Kunci utama untuk usaha kecil adalah menciptakan merek yang diinginkan konsumen dan pelanggan lama. Peran karakteristik merek sangat penting dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu merek (hestanto.web.id, diakses pada tanggal 15 Mei 2019 pukul 15:10).
Menurut Sunyoto (2012:110), beberapa karakteristik suatu merek yang baik adalah
1.      Mudah dibaca, diucapkan dan diingat
2.      Sinple dan sederhana
3.      Mempunyai ciri khas tersendiri dan disenangi oleh konsumen
4.      Merek harus menggambarkan kualitas, prestise, produk dan sebagainya
5.      Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan di lini produk
6.      Merek harus dapat didaftarkan dan mempunyai perlindungan hukum
TO’21 merupakan merek dari Nasi Tutug oncom yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Mudah dibaca, diucapkan dan diingat
2.      Simple dan sederhana
3.      Mempunyai ciri khas tersendiri dan disenangi oleh konsumen
4.      Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan di lini produk
TO’21 memiliki desain yang unik, yaitu huruf O diganti dengan gambaran nasi tutug oncom, adanya gambar wanita menggunakan topi koki menggambarkan bahwa yang menjual nasi tutug oncom adalah wanita, adanya pilihan menu untuk dicheck list dan adanya tempat untuk menulis nama pelanggan.

2.6.Perencanaan harga

Menurut Machfoedz 2005, tujuan dari penetapan harga adalah untuk mencapai target perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan serta mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target pemasaran (Jurnal.id, diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 5:18)
TO’21 awalnya memiliki harga yang sama karena tidak adanya toping yang bervariasi. Harga awal TO’21 yaitu Rp. 10.000,-. Dalam perencanaan kedepannya TO’21 akan diberi toping yang variasi sehingga harga TO’21 akan di naik sedikit sesuai dengan pilihan toping.
Perencanaan harga untuk Nasi TO’21 sebagai berikut:
No
Menu
Harga
1
Nasi Tutug Oncom toping Saus
Ayam Crispy
Rp. 15.000,-
2
Nasi Tutug Oncom toping Saus
Cumi Asam Manis
Rp. 15.000,-
3
Nasi Tutug Oncom toping
Ayam Geprek
Rp. 18.000,-

2.7 perencanaan Saluran pemasaran /distribusi

Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli.
Ada empat macam saluran system distribusi yaitu:
1.             Saluran Distribsi Konvensional
2.             Saluran pemasaran Vertikal
3.             Sistem Pemasaran Horizontal
4.             Sistem Pemasaran Campuran

Perencanaan saluran pemasaran yang kami gunakan adalah Sistem Pemasaran Horizontal, yaitu dua perusahaan atau lebih pada satu tingkat bergabung untuk mengikut peluang baru pemasaran. Dengan kerjasama, perusahaan dapat mengkombinasikan modalnya, kemampuan memproduksi atau sumber daya pemasaran untuk menyelesaikan lebih dari satu perusahaan.
Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibutuhkan saluran distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Bentuk distribusi yang digunakan oleh produk Nasi TO adalah Saluran distribusi langsung, yaitu suatu penyampaian barang ketangan konsumen akhir yang membutuhkannya yang dilakukan sendiri (secara menyeluruh) oleh produsen barang tersebut, tanpa melalui pihak lain sebagai perantara atau middleman (Asri Marwan, 1991: 272).

2.8 Perencanaan penjualan personal /Menganalisis iklan/sasaran iklan

Penjualan personal/ personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan membelinya. Dalam hal ini kami melakukan penjualan produk Nasi TO’21 melalui sistem COD (cash on delivery) yakni dengan bertemu secara langsung kepada pelanggan dan melakukan transaksi pada saat itu juga.
Analisis iklan adalah mendiskusikan pengaruh iklan dari berbagai sarana media periklanan yang membandingkan antara kelebihan dan kekurangan dari media satu dengan media lainnya seperti periklanan luar ruang, media surat kabar, televisi, radio, media cetak, serta media alternatif juga jenis-jenis iklan media di internet. Sasaran iklan untuk produk Nasi To’21 berfokus pada 2 media yakni media cetak seperti pamflet, brosur dan media elektronik seperti whatsup, instagram, facebook sehingga akan lebih mudah untuk memasarkan produk Nasi TO’21 ini ke kalangan masyarakat.

2.9 Perencanaan komunikasi pemasaran

Menurut KKBI V komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang bermaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. Menurut KBBI V pemasaran adslah proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan.
Menurut wikipedia komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merk yang dijual. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merk dengan menamkan merk dalam ingatan dan menciptkan citra merk serta mendorong penjualan. Penanaman merk dalam ingatan konsumen dilakukan dengan cara menciptakan merk yang mudah diingat oleh konsumen. Untuk itu kami memutuskan untuk meringkas nama dari produk kami yakni Nasi Tutug Oncom menjadi Nasi TO.

2.10 Pengorganisasian pemasaran

Organisasi pemasaran adalah pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam susunan hierarki dan pertanggung jawaban untuk mencapai tujuan dibidang pemasaran.
Pengorganisasian pada TO’21 yaitu semua ikut serta dalam melakukan pemasaran karena berdirinya TO’21 atas kesepakatan bersama. Namun, dalam hierarkinya dibagi menjadi ketua untuk mengatur dan memberikan jalan keluar apabila ada masalah serta bendahara untuk mengatur keuangan seperti pengeluaran kas dan pemasukan kas.

2.11 evaluasi pemasaran 

Evaluasi pemasaran adalah suatu penilaian dalam perusahaan dimana dapat juga diartikan sebagai proses pengukuran strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Evaluasi pada TO’21 dilakukan setiap selesai penjualan agar dapat lebih bisa mengukur strategi utuk penjualan selanjutnya.





BAB III

METODE PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN

3.1 Survei lapangan 

       Survey lapangan merupakan salah satu bagian dari proses kegiatan pemetaan yang memiliki peranan penting dalam membantu memahami ilmu sains kebumian maupun lingkungan (Cotingham,2002). Survey lapangan mampu memberi pemahaman baik sifatnya makro, meso, maupun mikro terhadap obyek yang dipetakan maupun dianalisis sehingga melengkapi setiap bagian analisa dan pemecahan masalah yang sedang dikaji maupun diteliti (www.technogis.co.id).
Survey lapangan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi aspek-aspek penting dalam mengevaluasi pangsa pasar yang akan kami tuju. Dengan survey lapangan diperoleh gambaran kondisi lingkungan sekarang. Untuk melakukan survey lapangan kita harus melakukan perencanaan yang matang (survey lapangan).
Secara umum survey dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni:
1)      Menentukan masalah penelitian
2)      Membuat desain survey
3)      Mengembangkan instrumen survey
4)      Menentukan sampel
5)      Melakukan pre-test
6)      Mengumpulkan data
7)      Memeriksa data (editing)
8)      Pengolahan dan analisis data
9)      Interprestasi data
10)   Membuat kesimpulan serta rekomendasi

3.2 Koordinasi dengan masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBBI), koordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegaitan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Koordinasi dibutuhkan agar kegiatan yang dilakukan tidak simpang siur (www.hipwee.com)
7 hal yang perlu ada dan harus diperhatikan dalam membangun koordinasi yang baik:
1) Perencanaan yang matang


2) Pentingnya menyamakan persepsi
3) Pemahaman materi pembicaraan
4) Sikap terbuka dan saling menghargai
5) Minta feedback
6) Penegasan dan motivasi
7) Komunikasi informal juga perlu dibangun

Koordinasi dengan masyarakat pada masalah kali ini ditujukan agar produk yang kami buat dapat diterima oleh masyarakat dan tidak bertentangan dengan peraturan dan budaya yang ada.

3.3 Sosialisasi program

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat di lingkungannya. Selain itu dapat juga berarti upaya me-masyarakatkan sesuatu, sehingga men-jadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat; pemasyarakatan (http://kbbi.web.id).
Sosialisasi pada dasarnya adalah penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program, kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak) lain (aparat, masyarakat yang terkena program, dan masyarakat umum). Isi informasi yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan program (sosialisasi 2).
Sosialisasi program pada masalah ini adalah bagaimana menyebarkan informasi mengenai inovasi dari suatu produk yang dibuat oleh kami sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

3.4 Pelaksanaan program

Pelaksanaan/implementasi merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan (westa 1985:17).
Menurut edward yang dikutip oleh abdullah (1987:40) ada 4 faktor yang merupakan syarat terpenting berhasilnya suatu proses pelaksanaan/implementasi
1.      Komunikasi
2.      Resouces (Sumber daya)
3.      Disposisi (sikap dan komitmen)
4.      Struktur birokrasi / SOP
       

3.5 Evaluasi program

     Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993 dikutip dalam evaluasi program).
Evaluasi program juga merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan (evaluasi program).
Menurut Endang Mulyatiningsih (2011), evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk:
a.       Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.
b.      Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.
Evaluasi program dalam masalah ini berdasarkan pengertian dan tujuan diatas adalah untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan produk yang kami ciptakan dan untuk mempermudah kami mengambil keputusan tentang keberlanjutan produk yang kami ciptakan, apakah perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

3.6 Target luaran

Target luaran merupakan harapan kegiatan yang nantinya akan lebih meluas di masyarakat.


BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM

4.1    Survei Lapangan

Untuk melakukan survei lapangan kami melakukan perencanaan yang matang terkait jenis UKM yang akan kami kunjungi, setelah disepakati bersama terkait jenis UKM kemudian kami menyiapkan materi atau beberapa pertanyaan untuk diajukan pada pelaku UKM seperti  pertanyaan seputar profil usaha, ide usaha serta inovasi-inovasi yang kami ajukan pada pemilik UKM yang kami kunjungi.  Kemudian kami menyiapkan kendaraan yang tentunya akan kami gunakan guna mencapai lokasi tujuan. Survei pertama kali kami lakukan pada tanggal 20 februari 2019.
Adapun hasil dari survei lapangan yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1.      Nama perusahaan        : Nasi Tutug Oncom 21
2.      tanggal berdiri             : 21 oktober 2017
3.      alamat perusahaan       : kp. Krajan cikampek
4.      deskripsi produk         : Nasi tutug oncom dengan lauk-pauk khas sunda                                           seperti ayam goreng, tahu, tempe, sambal dan                                                 lalapan. (Lampiran 1.1)
5.      Inovasi produk            : Merubah lauk-pauk dengan Saus ayam crispy,                                               Saus Cumi asam manis dan ayam geprek.
  (Lampiran 1.2)
6.      Logo awal                   : Tidak memiliko logo
7.      Inovasi logo                : Logo yang unik agar mudah diingat disertai
  jargon. (Lampiran 1.3 )
8.      Kemasan awal             : Disajikan dalam piring rotan. (Lampiran 1.4)
9.      Inovasi kemasan          : Merubah kemasan dalam bentuk box yang praktis.
  (Lampiran 1.5)
10.  Harga awal                  :  20rb / porsi
11.  Harga inovasi              : 15rb – 18rb / porsi

4.2 Koordinasi dengan masyarakat

Dari hasil survey lapangan yang telah kami lakukan, kemudian kami melakukan koordinasi dengan masyarakat terkait pengenalan produk yang akan kami jual, bentuk koordinasi yang kami lakukan adalah dengan cara memberikan tester dan melakukan pemasaran melalui word of mouth untuk


mendapat kepercayaan produk yang kami jual serta melakukan tindaklanjut pelanggan agar pelanggan kembali lagi untuk membeli (loyalitas pelanggan). (Lampiran 2.1)

4.3 Sosialisasi Program

Sosialisasi program yang dilakukan TO’21 yaitu:
1.      Media sosial khusus, seperti instagram untuk dapat lebih terbuka kepada pelanggan mengenai rasa (testimoni), harga, lokasi penjualan dan informasi lainnya. (Lampiran 3.1)
2.      Pamflet, karena tidak semua memiliki media sosial maka kami membuat pamflet untuk disebar di instastory maupun story whats app untuk pemasaran agar menarik pelanggan dan informasi apabila sedang open order agar dapat menjangkau pelanggan lebih luas. Kami memiki 2 pamflet, yaitu pamflet pemasaran untuk menarik pelanggan dan informasi open order.(Lampiran 3.2)
3.      Brosur, brosur yang digunakan berasal dari pamflet yang di cetak. Brosur disini yaitu untuk menyebar secara langsung kepada pelanggan. Pada brosur terdiri dari logo, ajakan untuk membeli, varian toping, harga, contact person, dan jargon. (Lampiran 3.3)

4.4 Pelaksanaan Program

Pelaksanaan program yang telah dilakukan yaitu kami telah menjual TO’21 secara langsung dengan menggunakan brosur dan strategi word of mouth serta media sosial menggunakan pampfet yang disebar melalui instastory dan story whats app.(Lampiran 4.1)

4.5    Evaluasi Program

Setelah melakukan penjualan kami melakukan evaluasi yang membahas pendapatan setiap penjualan Nasi Tutug Oncom, kekompakan pada saat proses penjualan, komunikasi dan strategi yang akan digunakan kedepannya. Terdapat peningkatan dalam hal branding dan promosi harus lebih ditingkatkan agar dapat mencakup pelanggan lebih luas. Varian toping harus lebih banyak dan lebih inovatif agar lebih menarik pelanggan dalam membeli.

4.6 Target Luaran

Dikarenakan sasaran utama pemasaran kami adalah mahasiswa Universitas Singaperbangsa karawang maka target luaran kami untuk saat ini yaitu publikasi di mading Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang dan mungkin kedepannya akan dipublikasikan di madding setiap Fakultas di Universitas Singaperbangsa Karawang.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1.      Potensi kuliner tradisional Nasi Tutug Oncom di kab. Karawang cukup banyak peminatnya dan Nasi Tutug Oncom tergolong sudah popular dikalangan masyarakat Karawang. Terlihat pada koordinasi dengan masyarakat, sosialisasi program dan pelaksanaan program banyak pelanggan yang memberikan respon positif pada makanan tradisional ini.
2.      Masalah yang dihadapi dalam mengembangkan makanan tradisional yaitu dengan banyaknya masyarakat yang lebih menyukai makanan modern. Hal tersebut menjadi ancaman sekaligus peluang. Sudah jelas bahwa banyaknya pesaing merupakan ancaman bagi setiap perusahaan. Peluangya yaitu kita dapat berinovatif dengan memadukan makanan tradisional dengan makanan modern seperti yang telah dilakukan TO’21. Cara seperti itu dapat membuat masyarakat tetap menikmati makanan modern tanpa melupakan makanan tradisional.

5.2 Saran
Saran yang kami ajukan yaitu terus pertahankan cita rasa nasi tutug oncom, dengan kata lain tidak mengubah ciri khas nasi tutug oncom sebagai makanan tradisional yang telah turun menurun. Menambah inovasi seperti toping yang lebih banyak agar pelanggan merasa tidak bosan.





DAFTAR PUSTAKA


koordinasi. (2019, april 26). Diambil kembali dari http://www.hipwee.com
penetapan harga. (2019, mei 16). Diambil kembali dari http://www.jurnal.id
Pengertian Analisis Situasi. (2019, mei 7). Diambil kembali dari www.rapikan.com
pengertian kemasan. (2019, april 24). Diambil kembali dari https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-kemmasan.html?m=1
pengertian merk menurut para ahli. (2019, april 26). Diambil kembali dari http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00777-HM%20Bab2001.pdf
pengertian pengembangan pasar. (2019, mei 7). Diambil kembali dari http://arti-definisi-pengertian-info/pengertian-pengembangan-pasar/
pengertian sosialisasi. (2019, april 26). Diambil kembali dari http://kbbi.web.id
pengertian survey lapangan. (2019, april 26). Diambil kembali dari http://www.technogis.co.id
pengertian target luaran. (2019, mmei 2). Diambil kembali dari http://www.coursehero.com/fiile/p3tuttc/23-Target-Luaran-Usaha-a-Target-Produk-Produk-yang-akan-dihasilkan-adalah-MIC/
perencanaan merk. (2019, mei 15). Diambil kembali dari http://www.docplayer.info
perencanaan merk. (2019, mei 15). Diambil kembali dari http://www.hestanto.web.id
positioning. (2019, mei 15). Diambil kembali dari http://www.eufeme-design.blogspot.com
segmentasi. (2019, mei 15). Diambil kembali dari http://www.gilabisnis.com
survey lapangan. (2019, mei 15). Diambil kembali dari http://www.technogis.co.id
taergeting. (2019, mei 16). Diambil kembali dari http://www.duniapemasaranglobal.blogspot.com


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran

1. Survei pendahuluan


GAMBAR LAMPIRAN 1.1
TOPING NASI TUTUG SEBELUMNYA
   


GAMBAR LAMPIRAN 1.2
INOVASI TOPING NASI TUTUG YANG LEBIH KEKINIAN

GAMBAR LAMPIRAN 1.3

LOGO TO’21
GAMBAR LAMPIRAN 1.4
KEMASAN AWAL MENGGUNAKAN PIRING ROTAN
GAMBAR LAMPIRAN 1.5
INOVASI KEMASAN NASI TO’21

Lampiran 2. Koordinasi dengan Masyarakat


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Marketing Environment

1.1   Definisi   Dalam lingkungan pemasaran ini terdapat Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal   2.2  Lingkungan Internal Yaitu berbagai hal atau pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari dalam suatu pemasaran dan memepengaruhi langsung setiap program dan kebijakan pemasaran. Hal-hal yang terkait dengan Lingkungan Internal, yaitu: a)      Manusia o    Kompetensi : Memiliki karyawan atau guru yang memiliki kompetensi (kemampuan) yang ia miliki. Serta memenuhi syarat-syarat rekuitmen. o    Place man : orang yang berkompeten ditempatkan sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Dengan syarat: Apabila memiliki karakteristik kepribadian yang congruent dengan kepribadian yang sesuai maka akan sesuai   Promosi, kenaikan jabatan, orang yang berkompeten dan yakin memiliki kenaikan prestasi yang lebih baik. b)      Kebijakan Visi dan misi yang di bentuk ak...

komunikasi pemasaran terpadu

Bab I Pendahuluan A.       Latar Belakang Selama bertahun – tahun fungsi promosi dan komunikasi pemasaran di banyak perusahaan didominasi oleh advertising agency. Ada juga yang menggunakan jasa PR agency serta direct marketing, tetapi fungsi – fungsi tersebut dianggap : • Hanya bersifat tambahan, • Dialokasikan dalam anggaran terpisah dengan market dan objective yang terpisah • Project basis dan bukan sesuatu yang bersifat terintegrasi, konsisten dan komprehensif. Pada tahun 1980-an, semakin dirasakan kebutuhan akan tool – tools promosi yang terintegrasi. Perusahaan mulai bergerak ke proses IMC yang melibatkan berbagai elemen promosi dan aktifitas marketing lainnya dalam berkomunikasi dengan customer dan meminta agency periklanan mereka untuk bertindak diluar agency periklanan tradisional. Para agency menyambut hal tersebut dengan menggabungkan tools – tools seperti : PR, Sales Promotion, Direct Marketing dan menyebut diri mereka sebagai agency ...